Jangan Asal Tren, Ini 7 Kondisi Gigi yang Memang Disarankan Pasang Behel

Kamis, 30 Oktober 2025 | 08:30:30 WIB
Jangan Asal Tren, Ini 7 Kondisi Gigi yang Memang Disarankan Pasang Behel

JAKARTA - Memasang behel kini bukan lagi hal yang asing. Banyak orang menjadikannya bagian dari gaya hidup karena tampilannya yang beragam dan estetik.

Namun, di balik penampilan menarik itu, pemasangan behel sebenarnya memiliki fungsi medis yang penting untuk memperbaiki struktur gigi dan kesehatan mulut secara keseluruhan.

Sayangnya, tak sedikit orang yang tergoda mengikuti tren behel tanpa memahami tujuannya. Padahal, behel bukan sekadar aksesori, melainkan alat medis yang penggunaannya perlu pengawasan dokter gigi ortodontis.

Sebelum ikut-ikutan tren, sebaiknya pahami dulu kondisi gigi seperti apa yang memang disarankan dokter untuk dipasangi behel, agar tidak menimbulkan risiko yang merugikan.

Risiko Memasang Behel Hanya Demi Gaya

Tren behel estetik membuat sebagian orang tertarik memakainya semata-mata untuk tampilan menarik. Padahal, menurut Alodokter, pemasangan behel umumnya direkomendasikan dokter bila terdapat kondisi medis tertentu yang memengaruhi posisi atau fungsi gigi.

Behel yang dipasang hanya untuk kebutuhan gaya, terutama jika dilakukan bukan oleh ahlinya, justru berisiko merusak struktur gigi. Kesalahan pemasangan dapat mengubah posisi gigi dan menimbulkan masalah baru, seperti kerusakan enamel, gigi berlubang, hingga peradangan gusi.

Lebih parah lagi, beberapa behel tren yang hanya ditempel di permukaan gigi bisa merusak lapisan pelindung alami gigi dan menyebabkan infeksi. Oleh sebab itu, jika tidak ada indikasi medis, sebaiknya hindari penggunaan behel hanya untuk penampilan.

Kondisi Gigi yang Perlu Penanganan dengan Behel

Behel memiliki peran penting dalam memperbaiki posisi gigi dan rahang agar berfungsi normal. Menurut hellosehat.com, berikut beberapa kondisi gigi yang disarankan untuk dipasangi behel oleh dokter:

Gigi tonggos
Kondisi ini terjadi ketika gigi atas terlalu maju dibandingkan gigi bawah. Normalnya, jarak antara dua baris gigi tidak lebih dari dua milimeter. Jika lebih, dokter biasanya akan menyarankan pemasangan behel untuk mengembalikan keseimbangan posisi gigi.

Gigi bawah terlalu maju
Sebaliknya, jika gigi bawah lebih menonjol ke depan, selain mengganggu penampilan, kondisi ini juga bisa menghambat fungsi rongga mulut. Dengan behel, posisi gigi dapat diperbaiki agar sejajar dan lebih rapi.

Gigi renggang
Gigi yang tidak rapat atau memiliki jarak terlalu lebar antar gigi bisa memicu masalah kebersihan mulut. Sisa makanan mudah tersangkut dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri penyebab plak dan karang gigi. Behel membantu merapatkan celah dan mencegah penumpukan kotoran di antara gigi.

Gigi bercelah
Biasanya terjadi pada dua gigi seri di bagian atas. Celah yang terlihat jelas dapat dikoreksi dengan behel agar posisi gigi bergeser menutup celah dan tampak lebih simetris.

Gigi berjejal
Kondisi ini muncul saat gigi tumbuh tidak beraturan karena ruang yang sempit di rahang. Akibatnya, beberapa gigi tumbuh tumpang tindih atau keluar dari barisan, menimbulkan gigi gingsul. Dengan behel, gigi dapat dirapikan dan dibersihkan dengan lebih mudah.

Gigitan terbuka
Gigitan terbuka terjadi saat gigi atas dan bawah tidak saling bertemu ketika mulut menutup. Kondisi ini sering kali disebabkan kebiasaan masa kecil, seperti mengisap jempol atau dot terlalu lama. Behel membantu memperbaiki kesejajaran gigitan dan mencegah gangguan fungsi rahang.

Impaksi gigi
Impaksi terjadi saat gigi tumbuh tidak sempurna dan terperangkap di dalam gusi. Biasanya dialami oleh gigi bungsu atau gigi geraham belakang. Behel dapat membantu mengatur ruang agar gigi yang tertanam dapat tumbuh dengan posisi lebih baik.

Kenapa Harus dengan Pengawasan Dokter

Setiap kondisi gigi memiliki kebutuhan perawatan berbeda. Itulah sebabnya, pemasangan behel tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pemeriksaan oleh dokter gigi ortodontis akan menentukan apakah seseorang memang membutuhkan behel atau cukup dengan perawatan lain.

Selain itu, pemasangan behel profesional memastikan posisi kawat dan bracket terpasang dengan benar, sehingga pergeseran gigi berjalan aman dan efektif. Dokter juga akan memantau proses penyesuaian gigi secara berkala dan mencegah risiko infeksi atau kerusakan jaringan mulut.

Sementara itu, behel yang dipasang di tempat tidak resmi, tanpa prosedur medis yang tepat, bisa berakibat fatal. Tak hanya membuat gigi makin berantakan, tapi juga memicu gangguan saraf dan nyeri rahang yang sulit ditangani.

Pentingnya Konsultasi Sebelum Memasang Behel

Sebelum memutuskan memasang behel, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi ortodontis agar mendapatkan pemeriksaan menyeluruh. Dokter akan melakukan rontgen dan cetak gigi untuk menentukan bentuk behel serta durasi perawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

Langkah ini membantu memastikan bahwa perawatan dilakukan demi kesehatan dan fungsi mulut, bukan sekadar mengikuti tren.

Memasang behel tanpa alasan medis bisa membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat. Oleh karena itu, keputusan terbaik adalah mempercayakan penanganan gigi pada tenaga ahli dan mengikuti saran profesional demi hasil yang aman serta efektif.

Behel bukan hanya alat pelurus gigi, tetapi juga bagian dari perawatan medis untuk memperbaiki fungsi dan struktur mulut. Meskipun tampilan behel kini semakin menarik, penggunaannya sebaiknya didasari kebutuhan kesehatan, bukan tren.

Jika memang diperlukan, pemasangan behel di bawah pengawasan dokter ortodontis akan membantu Anda mendapatkan senyum sehat dan struktur gigi yang lebih ideal tanpa risiko komplikasi di kemudian hari.

Terkini