Indonesia Perluas Kuota Beasiswa Internasional untuk Perkuat Diplomasi Pendidikan

Rabu, 05 November 2025 | 09:25:49 WIB
Indonesia Perluas Kuota Beasiswa Internasional untuk Perkuat Diplomasi Pendidikan

JAKARTA - Pemerintah Indonesia semakin serius memperkuat posisi pendidikan tinggi nasional di kancah global. Hal itu tercermin dari langkah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) yang berencana menambah kuota beasiswa bagi mahasiswa internasional. 

Program ini bukan hanya tentang memberi kesempatan studi, tetapi juga menjadi strategi diplomasi yang menempatkan Indonesia sebagai destinasi akademik yang inklusif dan berdaya saing.

Direktur Kelembagaan Kemdiktisaintek Mukhamad Najib di Jakarta, Selasa, menegaskan bahwa pemerintah ingin lebih banyak talenta global merasakan ekosistem pendidikan yang berkembang di Indonesia. Upaya tersebut dilakukan melalui penambahan kuota penerima beasiswa serta mempererat kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan luar negeri.

"Tahun depan jumlah penerima Beasiswa TIA (The Indonesian Aid) akan ditingkatkan dari 175 menjadi 250 mahasiswa internasional. Kami juga mendorong universitas negeri dan swasta di Indonesia untuk memperluas tawaran beasiswa bagi mahasiswa asing," kata dia.

Dengan target peningkatan jumlah penerima di tahun mendatang, pemerintah berharap institusi pendidikan dalam negeri dapat memiliki jaringan internasional yang semakin kuat.

Pendidikan sebagai instrumen diplomasi budaya

Selain penguatan kualitas akademik, pemerintah memandang beasiswa internasional sebagai instrumen diplomasi yang mampu meningkatkan kedekatan antarbangsa. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, menjelaskan bahwa pendidikan dan budaya adalah medium paling efektif untuk saling memahami di tengah tantangan dunia yang kian kompleks dan terhubung.

"Beasiswa ini bukan hanya kesempatan belajar, tetapi jembatan pemahaman antar-budaya yang mempererat kerja sama antarnegara. Melalui pendidikan, kita menumbuhkan rasa saling percaya dan solidaritas global," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa membuka ruang belajar bagi mahasiswa dari negara lain merupakan kontribusi Indonesia untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan harmonis.

"Pendidikan adalah diplomasi terbaik kita. Melalui pertukaran ilmu dan budaya, Indonesia ingin membangun masa depan dunia yang saling memahami dan menghargai," ucap Wamendiktisaintek Stella.

Penjelasan tersebut menggarisbawahi visi pemerintah untuk menjadikan perguruan tinggi Indonesia sebagai titik temu pengetahuan dan kebudayaan global.

Kontribusi dalam kerja sama selatan-selatan

Upaya memperkuat jaringan pendidikan internasional bukan sekadar kebijakan sektor pendidikan, melainkan bagian dari diplomasi luar negeri Indonesia. Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arif Havas Oegroseno menegaskan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam pembangunan global yang lebih merata.

"Diplomasi pendidikan adalah bentuk nyata komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama selatan-selatan. Melalui pendidikan, kita membangun jejaring masa depan yang saling menguatkan," ungkap Wamenlu Arif Havas Oegroseno.

Kerja sama tersebut memungkinkan penyebaran pengetahuan dan pemanfaatan potensi talenta dari negara-negara berkembang, sehingga mendukung pembangunan yang lebih setara.

Program beasiswa budaya sebagai ikon diplomasi Indonesia

Indonesia juga memiliki program pengenalan budaya yang telah lama berjalan dan diakui dunia internasional. Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia atau Indonesian Arts and Culture Scholarship (IACS), menjadi representasi nyata diplomasi melalui kebudayaan.

Sejak diluncurkan pada 2003, program ini memberi kesempatan bagi generasi muda dari berbagai belahan dunia untuk belajar seni, budaya, serta kehidupan masyarakat Indonesia secara langsung selama periode Juli hingga Agustus.

Program IACS telah mencetak lebih dari 1.000 alumni yang berasal dari 85 negara di lima benua. Para alumni ini kemudian menjadi cultural bridge yang memperkuat hubungan antarbangsa melalui pemahaman budaya.

Keberhasilan program tersebut membuat pemerintah ingin menjangkau lebih banyak peserta, termasuk dari kawasan Pasifik, Afrika, Asia Selatan, hingga Eropa, sehingga pengaruh positif diplomasi budaya semakin meluas.

Langkah strategis perkuat daya saing kampus Indonesia

Rencana peningkatan kuota Beasiswa TIA dan optimalisasi skema seperti IACS menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya berorientasi pada peningkatan jumlah mahasiswa asing, tetapi juga mendorong kualitas kolaborasi akademik. Dengan semakin banyaknya mahasiswa internasional, kampus Indonesia dituntut untuk memperbaiki layanan, memperkuat riset, dan meningkatkan akreditasi global.

Melalui pendekatan ini, promosi pendidikan tinggi Indonesia tidak hanya dilakukan melalui publikasi, tetapi dibuktikan melalui pengalaman nyata para mahasiswa asing yang nantinya menjadi duta bagi pendidikan Indonesia di negara asal mereka.

Pemerintah optimistis bahwa langkah ini akan membawa dampak strategis: meningkatkan relevansi keilmuan, kualitas penelitian, serta membuka lebih banyak jejaring ilmiah internasional yang bermanfaat bagi pembangunan nasional.

Terkini